JawaBarat,Eternitynews.co.id-Pasirbiru, Kecamatan Rancakalong
Sebuah program pengabdian kepada masyarakat telah dilaksanakan di Desa Pasirbiru, dengan tujuan untuk memberdayakan wanita melalui pengembangan hilirisasi produk berbasis ekonomi hijau dan teknologi.
Program ini ditujukan untuk meningkatkan keberdayaan sosial dan ekonomi warga desa, khususnya mereka yang tergabung dalam Kelompok Wanita Tani (KWT) Cikahurpian III.
Melalui hibah Program Pengabdian Kepada masyarakat 2024 yang di berikan oleh Direktorat riset, Teknologi dan Pengabdian kepada Masyarakat (DRTPM) Kementrian Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan Teknologi, Rahmi Rismayani Deri S. Psi, MT ( Universitas Islam Nusantara ) yang di temui saat memberikan pelatihan kepada masyarakat memberikan penjelasan bahwa Desa Pasirbiru yang memiliki luas wilayah 396,6 terletak di bagian selatan Kecamatan Rancakalong, Mayoritas warga perempuannya bekerja sebagai ibu rumah tangga.
Melalui program ini, yang di ketuai oleh Rahmi Rismayani Deri,S.Psi.,MT, beranggotakan Ganis Sanhaji,S.Si.,M.Sc, Noneng Nurhayani M.M.Pd, Risfa Candra dan Rohendo Junaedin. Sejumlah pelatihan diberikan kepada anggota KWT Cikahurpian III. Diantaranya adalah pelatihan tanaman ubi bebas hama, produksi keripik ubi ungu, keripik daun ubi, dan brownies ubi. Selain itu juga KWT diberikan pelatihan manajemen usaha dan pemasaran produk serta dibuatkan website khusus untuk pemasaran produk-produk tersebut yanga akan menjadi unggulan Desa Pasirbiru.
Dimana di Desa ini telah dibentuk Kelompok Wanita Tani (KWT) Cikahurpian III, yang merupakan sebuah organisasi kemasyarakatan di Desa Pasirbiru kecamatan rancakalong.
Dimana para anggotanya merupakan masyarakat sekitar yang memiliki keinginan untuk dapat memiliki kegiatan secara aktif, mengembangkan keterampilan setiap anggotanya dibidang pertanian dan dapat mandiri dalam melakukan kegiatan sehari-hari. Namun pada pelaksanaan memiliki keterbatasan kemampuan pengetahuan, keterampilan sehingga KWT tidak dapat berjalan dengan semestinya, produk yang dibuat tidak mampu bersaing, tidak dapat berkembang. Selain itu, desa ini juga dikenal sebagai penghasil ubi, namun produk tersebut dijual dengan harga murah karena dipasarkan langsung ke pasar atau pengepul sehingga tidak terlalu menguntungkan secara ekonomi.
Sehingga diadakan pengabdian kepada masyarakat ini untuk memberdayakan wanita Desa Pasirbiru yang tergabung dalam KWT cikahurpian III melalui pengembangan hilirisasi produk berbasis ekonomi hijau dan teknologi untuk meningkatkan keberdayaan sosial ekonomi warga Desa Pasir Biru.
Melalui program ini, sejumlah pelatihan diberikan kepada anggota KWT Cikahurpian III. Diantaranya adalah pelatihan tanaman ubi bebas hama, produksi keripik ubi ungu, keripik daun ubi, dan brownies ubi.
Selain itu juga KWT diberikan pelatihan manajemen usaha dan pemasaran produk serta dibuatkan website khusus untuk pemasaran produk-produk tersebut yanga akan menjadi unggulan Desa Pasirbiru.
Metode yang digunakan dalam program ini mencakup ceramah, studi literatur, praktik langsung, dan diskusi. Partisipasi dari warga desa sangat penting dalam memastikan kelancaran setiap tahap pelaksanaan. Dari sosialisasi hingga pelatihan, warga sangat antusias dalam kegiatan ini dengan mempersiapkan tempat, memberikan informasi yang dibutuhkan, dan mendukung setiap kegiatan yang dilaksanakan.
Hasil dari program ini menunjukkan bahwa para wanita di Desa Pasirbiru kini memiliki keterampilan baru yang diharapkan dapat membantu mereka mandiri secara sosial ekonomi.
Produk-produk olahan ubi yang dihasilkan KWT Cikahurpian III kini tidak hanya untuk konsumsi pribadi, tetapi juga telah di produksi untuk mampu bersaing dan dipasarkan dengan harga yang kompetitif dengan dukungan teknologi digital.
Melalui penerapan teknologi dan pengembangan produk yang berkelanjutan, Desa Pasirbiru kini memiliki harapan baru untuk meningkatkan taraf hidup warga. Keberlanjutan program ini diharapkan dapat terus mendorong pertumbuhan ekonomi desa sekaligus memberdayakan wanita untuk lebih aktif dan produktif.
Kesimpulan: Program pemberdayaan wanita di Desa Pasirbiru berhasil meningkatkan keterampilan dan kemandirian ekonomi warga, khususnya para anggota KWT Cikahurpian III. Dengan dukungan hilirisasi produk berbasis ekonomi hijau dan teknologi, Desa Pasirbiru kini lebih siap bersaing dalam pasar yang lebih luas, membawa dampak positif bagi kesejahteraan masyarakat desa.
Kesimpulan: Program pemberdayaan wanita di Desa Pasirbiru berhasil meningkatkan keterampilan warga Desa Pasir Biru. Yang diharapkan dapat menciptakan kemandirian sosial ekonomi warga Desa Pasir Biru kedepannya, khususnya para anggota KWT Cikahurpian III. Dengan dukungan hilirisasi produk berbasis ekonomi hijau dan teknologi, Desa Pasirbiru kini lebih siap bersaing dalam pasar yang lebih luas, membawa dampak positif bagi kesejahteraan masyarakat desa.