KEBONJATI, ETERNITYNEWS.co.id – Para pengrajin tahu mengalami penurunan produksi sebagai dampak pandemi menyusul kenaikan harga kedelai. Penurunan tersebut sampai turun hingga 50%. Menurut Pepen salah seorang pengrajin tahu di Desa Kebonjati Kecamatan Sumedang Utara. Dampak pandemi sangat terasa sekali oleh para pengrajin tahu.
“Walaupun tidak sampai guling tikar, namun produksi jauh merosot,” jelas Pepen, Selasa (22/2/2022).
Di katakannya sebelum pandemi covid 19, dalam satu hari ia bisa menghabiskan sekitar 3 kwintal kedelai dalam produksinya. Tetapi dengan adanya pandemi paling banyak 1,5 kwintal atau turun 50%.
Seiring dengan menurunnya angka covid pasca pertengahan tahun 2021 lalu. Produksi kembali mengalami kenaikan hingga 2 kwintal kedelai per hari. Dan bertahan hingga kini walaupun kasus aktif mulai naik kembali.
Namun lanjutnya di luar pandemi covid 19, ancaman kembali datang bagi pengrjajin tahu dengan terus naiknya harga kedelai.
“Untuk saat ini kami masih bisa bertahan dengan produksi 2 kwintal kedelai per hari walaupun harga kedelai telah menembus Rp 11.000 per kg. Namun tidak tahu dapat bertahan hingga kapan,” jelas Pepen.
Di katakan Pepen dengan terus naiknya harga kedelai memang cukup memberatkan bagi pengrajin tahu.
Untuk itulah lanjut Pepen atasnama pengrajin tahu khususnya yang berada di Lingkungan Giriiharja Desa Kebonjati Kecamatan Sumedang Utara. Ia memohon kepada pemerintah untuk bisa menstabilkan kembali harga kedelai sehingga tidak memberatkan pengrajin. (*)
Asep SM.