Indramayu, Eternitynews.co.id
Pemerintah selalu mengangarkan untuk pembangunan tidak hanya infrastruktur jalan saja termasuk sekolah, dalam hal ini terkait dengan program dari Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kabupaten Indramayu ,pekerjaan rehabilitasi sedang /berat ruang kelas sekolah UPTD SMPN 1 Gabuswetan ,kabupaten Indramayu Jawa barat, sumber dana APBD Dana Alokasi Umum(DAU) TA.2024, biaya pelaksanaan Rp.506.943.000, penyedia jasa CV. Berdikari Indramayu. Sangat di sayangkan dalam pengerjaannya dugaan asal jadi bahkan mengurangi kualitas pekerjaan karena coran tambahan atau ring balok di atas sudah ambrol bahkan hampir ambruk belum lagi besi coran yang di gunakan ukuran besi 8, pemasangan baja ringan mengantung, pekerja tidak mengunakan safety kerja padahal itu sudah ada alokasi anggarannya.
Keterangan(2/12/2024) dengan orang tua wali murid berinsial S O mengatakan ” terkait dengan proyek rehabilitasi SMPN 1 gabus wetan ini saya sangat prihatin dan was was karena pantauan kami banyak kejangalan dalam pekerjaan bahkan dugaan terkesan asal jadi karena di lihat dari kasat mata saja coran ring balok yang baru selesai saja sudah ambrol bahkan hampir ambruk ,pemasangan baja ringan mengambang tidak menempel di coran , jadi bangunan dikerjakan kemungkinan tidak sesuai dengan spesifikasi ,dalam pekerjaan lepas dari pengawasan maka hasilnya ya tidak apa yang menjadi harapan” tuturnya.
Konfirmasi dengan Rudi Hartono ketua investigasi DPP LSM Korek ( Komunitas Rakyat Ekonomi Kecil) kepada awak media menyatakan ” kami sebagai kontrol sosial merasa terpanggil dan geram terkait proyek rehabilitasi 4 ruang di SMPN 1 gabus wetan itu karena hasil pantauan serta investigasi langsung hasil kerjaannya di duga mungkin tidak sesuai di RAB maupun secara spesifikasinya semisal coran ring balok di atas kelihatan hampir ambruk dan pengerjaan ring balok itu semuanya belum selesai tetapi sudah
di pasang baja ringan, adukan untuk coran tidak mengikat di besi coran, besi coran mengunakan besi ukuran 8, pemasangan baja ringan tidak nempel di ring balok coran atas, pekerja pemasang baja ringan di duga tidak mengantongi sertifikat, pekerja tidak mengenakan APD atau safety padahal itu sudah di anggarkan, terkesan pekerjaan itu asal jadi tidak mengutamakan kualitas pekerjaan dan lepas pengawasan baik dari Dinas maupun konsultan, maka kami mohon kepada pihak Dinas terkait dan APH untuk melakukan sidak atas pekerjaan rehab tersebut guna menghasilkan kualitas pekerjaan yang berkualitas ” terangnya.
(S.prant)